A.
PENDAHULUAN
Penggunaan majas sering kita jumpai ketika membaca
sebuah novel atau karangan yang berbentuk tulisan. Majas sering digunakan
seorang penulis untuk memperindah karyanya. Agar pesan tersirat yang ada di
dalam karangannya dapat tersampaikan kepada pembaca. Dengan kata lain majas
mampu menjadikan suatu karya menjadi lebih hidup dan lebih indah bagi pembaca.
Selain memperindah karya, majas juga dapat menjadi
ranjau bagi penulisnya. Bagi pembaca awam yang kurang paham mengenai penggunaan
majas, justru akan dibuat bingung ketika membaca novel atau karangan yang
berbentuk tulisan yang banyak menggunakan majas. Banyak kita jumpai seorang
penulis terbuai dalam permainan kata-kata yang indah. Hingga dia melupakan
pembacanya, apakah mampu memahami tulisannya atau tidak.
Makalah ini ditulis untuk membantu pembaca awam yang
belum paham akan penggunaan majas dalam novel “Sebelas Patriot” karya Andrea
Hirata. Seorang novelis yang namanya sudah terkenal baik di dalam maupun luar
negeri karena karya-karyanya yang luar biasa. Sebagai seorang novelis yang
hebat, tentu Andrea Hirata sering menggunakan majas dalam karyanya. Seorang pembaca
awam dapat dibuat bingung dengan permainan kata-katanya yang indah. Harapan
dari penulis makalah ini, untuk membantu dan memahamkan para pembaca awam,
ketika membaca novel yang banyak mengandung majas.
B.
PERMASALAHAN
Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai majas pertautan yang ada di dalam novel
“Sebelas Patriot” karya Andrea Hirata. Pembahasan yang akan dibahas antara
lain:
1. Bagaimana
penggunaan Majas Pertautan dalam novel “Sebelas Patriot” karya Andrea Hirata?
2. Bagaimana
makna dari penggunaan Majas pertautan dalam novel “Sebelas Patriot” karya
Andrea Hirata?
C.
KAJIAN
TEORI
1. Makna
Kiasan
Makna
Kiasan (transferred meaning, figurative meaning) adalah pemakaian leksem dengan
makna yang tidak sebenarnya. Misal, mahkota wanita yang berarti ‘rambut
wanita’.(Sarwiji Suwandi 2011: 117).
2. Majas
Dalam
pengertian sehari-hari, bahwa majas adalah Gaya
Bahasa, namun teryata, pengertian yang selama ini kita ketahui tersebut
adalah salah kaprah. Pengertian yang
sebernarnya dari majas adalah cara menampilkan diri dalam bahasa. Menurut Prof.
Dr. H. G. Tarigan bahwa majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa
secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Unsur
kebahasaan antara lain: pilihan kata, frase, klausa, dan kalimat. Menurut Goris
Keraf, sebuah majas dikatakan baik bila mengandung tiga dasar, yaitu:
kejujuran, sopan santun, dan menarik. Majas dapat dikelompokkan menjadi empat
kelompok, yaitu:
a. Majas
perulangan
b. Majas
perbandingan
c. Majas
pertentangan
d. Majas
pertautan.
3. Majas
Pertautan
Majas pertautan sendiri menurut Anton M. Moeliono
dalam bukunya Kembara Bahasa digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:
a. Metonimia
b. Sinekdoke
c. Kilatan
atau alusio
d. Eufemisme.
Metonimia adalah majas yang berupa
pemakaian nama ciri atau nama hal yang ditaukan dengan orang, barang, atau hal,
sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut pencipta atau pembuatnya jika yang
kita maksudkan ciptaan atau buatannya, atau pun kita menyebut bahannya juka
yang kita maksudkan adalah barangnya. Misalnya, Agus hanya mendapat perunggu. Kata perunggu dapat dimaknai
sebagai medali perunggu yang biasanya diperuntukkan orang yang menjadi juara
ketiga dalam perlombaan.
Sinekdoke ialah majas yang menyebutkan
nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya. Sinekdoke
terbagi menjadi dua jenis yakni sinekdoke pars pro toto (pengungkapan sebagian dari
objek yang mewakili seluruh objek misal, ia belum kelihatan batang hidungnya). Dan sinekdoke totem
pro parte (pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian
dari objek misal, Indonesia
bertanding Volly melawan Thailand).
Kilasan atau alusio yakni majas yang
menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh berdasarkan
praanggapan adanya pengetahuan bersama yang dimiliki oleh pengarang pembaca dan
adanya kemampuan pada pembaca untuk menangkap pengacuan itu. Misalnya, apakah peristiwa Madiun akan terjadi lagi?
Sudah banyak orang mengetahui peristiwa Madiun yang dimaksud adalah
pemberontakan komunis yang ada di Madiun.
Eufemisme ialah ungkapan halus sebagai
pengganti ungkapan yang dirasakan kasar yang dianggap merugikan, atau yang
tidak menyenangkan. Misal, wafat, tunarungu, tinja, bersanggama. Eufemisme juga
dapat melemahkan diksinya misal, dibebastugaskan, kemungkinan kekurangan makan.
D.
PEMBAHASAN
1. Penemuan
majas pertautan dan makna majas pertautan dalam novel “Sebelas Patriot” karya
Andrea hirata.
a. Majas
metonimia
1)
Tim ini semacam Belanda united, yakni
gabungan para ambtenaar dilingkungan
meskapai timah Belitong (hal 14). Makna dari ambtenaar yang dimaksud adalah
seorang pekerja di meskapai timah Belitong.
2)
Sekarang aku paham, kenapa ayah sangat
gemar menonton sepakbola dan selalu menjadi pendukung setia PSSI, begitu pula aku (hal 34). Makna
dari PSSI adalah timnas sepakbola Indonesia.
3)
Kemudian saya melesat di sayap kiri sebagai pemain yang cukup
menjanjikan (hal 41). Makna dari sayap kiri adalah pemain sepakbola yang
memiliki posisi sebagai pemain sayap yang terletak dikiri lapangan.
4)
Kepada Pelatih Toharun aku mohon petuah
bagaimana agar tendangan kaki kiriku menggelegar, agar macam tendangan kaki
kiri halilintar milik ayahku dulu
(hal 42). Makna dari kata halilintar tersebut adalah tendangan yang sangat
keras.
5)
Pada masa yang lampau, aku pernah
menjadi seorang pahlawan di lapangan
hijau (hal 63). Makna dari lapangan hijau adalah lapangan sepakbola.
6)
Santiago
Bernabeu jauh lebih besar dari yang kubayangkan (hal 71).
Makna dari Santiago Bernabeu adalah stadion yang dimiliki oleh tim sepakbola
Real Madrid.
7)
Teringat semua itu, kesusahan di Nou Camp tak ada artinya bagiku (hal
82). Makna dari Nou Camp adalah tempat dimana tim sepakbola Barcelona berlatih.
8)
“bagaimana kau bisa menjadi seorang madridistas?”(hal 87). Makna dari
madridistas adalah fans berat yang mendukung tim sepakbola Real Madrid.
b. Majas
sinekdoke
1)
Jika melawan Belanda, dia melihat luncus seperti baru berjumpa lagi dengan
saudara jauh yang telah puluhan tahun merantau (hal 13). Makna dari kata belanda
adalah pemain catur yang berasal dari Belanda bukan semua orang Belanda.
Termasuk dalam sinekdok totem pro parte.
2)
Sebaliknya, Belanda memerintahkan pribumi untuk berkelahi sesama mereka
dalam pertandingan gulat (hal 13). Pribumi yang dimaksud adalah salah seorang
pekerja tambang yang bermain gulat. Termasuk dalam sinekdok totem proparte.
3)
Meniru gaya ayah dulu ketika mencetak
gol mengalahkan Belanda (hal 51).
Belanda yang dimaksud adalah tim sepakbola yang melawan Belanda bukan semua
orang Belanda. Termasuk dalam majas sinekdok totem proparte.
4)
Hatiku
terendam karena merindukan ayah (hal 100). Hatiku mewakili sebagai keseluruhan
dari tokoh utama. Termasuk kedalam majas sinekdok pars pro toto.
c. Majas
alusio
1)
Dalam putaran kerakusan nan dahsyat itu
anak-anak lelaki melayu di bawah umur diseret ke parit-parit tambang untuk kerja rodi (hal 4). Kerja rodi memiliki
makna peristiwa kerja paksa yang diperintahkan kepada warga pribumi untuk
bekerja tanpa bayaran.
d. Majas
eufemisme
1)
Park Ma Yhun dibangkucadangkan oleh pelatih Park Il Ham (hal 65). Makna dari
dibangkucadangkan adalah tidak memainkan pemain tersebut. Kata ini dinilai
lebih halus daripada tidak memainkan yang terkesan kejam.
E.
SIMPULAN
DAN SARAN
Dalam novel “Sebelas Patriot” karya
Andrea Hirata, sang penulis banyak menggunakan majas pertautan yang termasuk
kedalam golongan majas pertautan metonimia. Majas ini termasuk yang mudah
dipahami karena sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Penggunaan majas
metonimia yang terkesan mendominasi di dalam novel ini sangat membantu pembaca
awam dalam memahami isi cerita.
DAFTAR
PUSTAKA
Hirata, Andrea. 2011. Sebelas Patriot. Yogyakarta: Bentang
Pustaka
Keraf, Gorys. 2002. Diksidan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Sadikin, Muhammad. Ejaan Yang Disempurnakan. Bekasi: Laskar
Aksara
Suwandi, Sarwiji. 2011. Semantik: Pengantar Kajian Makna. Yogyakarta: Media Perkasa.
bagus nih untuk belajar sastra
ReplyDeletesilahkan dibaca gann! apabila ada masukan saya sangat senang menerimanya!hee,,,
Delete