Tuesday 12 June 2012

MAKALAH ILMU DAN BAHASA


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dewasa ini ilmu dan bahasa tidak dapat dilepaskan karena bahasa merupakan perantara kita dalam menyampaikan suatu ilmu. Tatkala bahasa berfungsi sebagai alat berfikir ilmiah, muncul problem yang serius dan ini diselesaikan antara lain dengan bantuan filsafat.Bahasa berfungsi sebagai alat untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran.Tatkala bahasa berfungsi sebagai alat berfikir ilmiah, muncul problem yang serius dan ini diselesaikan antara lain dengan bantuan filsafat. Bahasa sering tidak mampu membebaskan diri dari gangguan pemakainya, kerusakan bahasa tersebut biasanya disebabkan oleh tidak digunakannya kaidah logika, logika itu filsafat. Kekeliruan dalam berbahasa melahirkan kekeliruan dalam berfikir. Untuk itu filsafat sangat berperan dalam menentukan kualitas bahasa.
Bahasa memiliki tugas yang paling penting yaitu memberikan kejelasan hubungan antara berpikir dan berbicara, antara fungsi ekspresif dan representatif  bahasa. Menjelaskan kondisi-kondisi psikofisik dari ucapan, peranan individu dan komunitas dalam perkembangan sebuah bahasa, hubungan antara tipe-tipe bahasa umum dan struktur bahasa khusus; menyelidiki sumber-sumber pertama sebuah bahasa dan hasil baru yang ada sekarang dari bahasa itu pada anak kecil dan usaha-usaha lebih lanjut. Pandangan-pandangan pada filsafat bahasa berbeda terutama atas masalah hubungan antara yang dipikirkan dan yang diucapkan. Sementara filsafat bahasa yang lebih tua sepakat dalam mengakui kemandirian dan prioritas pikiran atas ucapan, tetapi tidak sepakat dalam menjelaskannya ( misalnya, bahasa sebagai sesuatu disebabkan oleh pikiran untuk maksud berkomunikasi; arah empirik; bahasa sebagai penampilan yang adekuat penuh dari pikiran; arah idealistik ), beberapa pemikir modern melihat pikiran diserap oleh ucapan ( G.Ipsen ) atau muncul dari ucapan ( Stenzel ). Analisis konseptual bahasa dalam semua dimensinya dapat dilihat dari masalah semantik.
Jadi dengan bahasa bukan saja manusia dapat berpikir secara teratur namun juga dapat mengkomunikasikan apa yang sedang dia pikirkan kepada orang lain. Namun bukan itu saja, dengan bahasa kita pun dapat mengekspresikan sikap dan perasaan kita. Seorang bayi bila dia sudah kenyang dan hatinya pun sangat senang, dia mulai membuka suara. Tidak terlalu enak memang, tetapi tidak apa, sebab kalau dia mulai besar kelak dan sudah belajar do-re-mi-fa-sol, bunyi yang dihasilkannya mungkin jauh lebih menyenangkan. Lewat seni suara dia akan mengekspresikan perasaanya, kedukaan, dan kesukaan lewat liku nada kata-kata. Seorang yang berbakat sastra mungkin akan mengekspresikan perasaannya denagn cara lain, menulis novel yang tebal mencakup puluhan ribu kalimat atau menulis puisi yang terdiri dari beberapa bait. Dengan adanya bahasa maka manusia hidup dalam dunia yakni dunia pangalaman yang nyata dan dunia simbolik yang dinyatakan dengan bahasa.

B.     Rumusan Masalah
a.       Bagaimana korelasi ilmu dan bahasa?
b.      Mengapa penggunaan bahasa dianggap penting dalam penerapan suatu ilmu?

C.    Tujuan
a.       Mendiskripsikan tentang korelasi ilmu dan bahasa.
b.      Untuk mengetahui pentingnya penggunaan bahasa dalam penerapan suatu ilmu.
c.       Untuk mengetahui pentingnya keterkaitan bahasa dalam penerapan ilmu


D.    Manfaat
a.      Manfaat bagi pembaca:
Menambah wawasan bagi setiap masyarakat intelektual untuk memperluas kasanah pengetahuannya mengenai bahasa dalam penerapan suatu ilmu dan hubungan antara bahasa dan ilmu. Diharapkan pembaca mnegetahui keterkaitan antara bahasa dan ilmu dalam pendidikan.
b.      Manfaat bagi penulis:
Mendeskripsikan mengenai bahasa dalam penerapan suatu ilmu dan hubungan antara bahasa dan ilmu. Mengkaji keterkaitan ilmu dan bahasa dalam implementasi pendidikan.


















BAB II
Landasan Teori

Pengertian Ilmu
            Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disuusn secara bersusun menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu.
Pada dasarnya adalah pengetahuan suatu hal atau fenomena, baik menyangkut alam atau sosial (kehidupan masyarakat) yang diperoleh manusia melalui proses berpikir. Itu artinya bahwa setiap ilmu merupakan pengetahuan tentang sesuatu yang menjadi objek kajian dari ilmu terkait.

Pengertian Bahasa
Bahasa adalah media manusia berpikir secara abstrak yang memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol abstrak. Dengan adanya transformasi ini maka manusia dapat berpikir mengenai tentang sebuah objek, meskipun objek itu tidak terinderakan saat proses berpikir itu dilakukan olehnya (Surya Sumantri, 1998).         
            Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi masyarakat pemakainya. Sebagi contoh kita menggabungkan bunyi-bunyi bahasa atau fonem menjadi kata atau butir leksikal sesuai dengan aturan dari bahasa yang kita gunakan, butir-butir leksikal ini kemudian digabungkan lagi untuk membuat struktur tata bahasa sesuai dengan aturan-aturan sintaksis dalam bahasa dengan demikian bahasa merupakan ujaran yang diucapkan secara lisan, verbal secara arbiter.





BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

Ilmu (science) dan pengetahuan (knowledge) adalah dua bidang yang berbeda. Pengetahuan (knowledge) merupakan kumpulan upaya dan pemahaman, pikiran, perasaan, dan pengalaman yang diperoleh manusia ketika berinteraksi dengan orang lain dan alam sekitarnya, yang kemudian diabstraksi dalam bentuk pernyataan, ungkapan artistik, teori, dalil, rumus atau hukum. Suriasumantri (1990: 293) mengatakan: “...knowledge... merupakan terminologi generik yang mencakup segenap bentuk yang kita tahu seperti filsafat, ekonomi, seni, beladiri, cara menyulam, dan biologi...“. Menurut Hornby (1994: 760), Ilmu (science) merupakan pengetahuan yang disusun secara teratur (sitematis), khususnya pengetahuan yang diperoleh melalui observasi, dan pengujian fakta. Selaras dengan itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (2008) mendefinisikan ilmu sebagai “pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.”
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi. Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama, yakni, pertama, sebagai sarana komunikasi antarmanusia dan, kedua, sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan bahasa tersebut. Fungsi yang pertama dapat kita sebutkan sebagai fungsi komunikatif dan fungsi yang kedua sebagai fungsi kohesif atau integratif.
Ilmu dan bahasa merupakan dua hal yang tidak terpisahkan.Bahasa berperan penting dalam upaya pengembangan dan penyebar luasan ilmu. Setiap penelitian ilmiah tidak dapat dilaksanakan tanpa menggunakan bahasa, matematika(sarana berpikir deduktif) dan statistika (sarana berpikir induktif) sebagai sarana berpikir. Upaya-upaya penyebar luasan ilmu juga tidak mungkin dilaksanakan tanpa bahasa sebagai media komunikasi. Setiap forum ilmiah pasti menggunakan bahasa sebagai sarana utama. Aktivitas-aktivitas yang diarahkan untuk memahami, mengeksplorasi, dan mendiskusikan konsep-konsep ilmu tidak dapat diselenggarakan tanpa melibatkan bahasa sebagai sarana.
Melalui bahasa bukan saja manusia dapat berpikir secara teratur namun juga dapat mengkomunikasikan apa yang sedang dia pikirkan kepada orang lain. Namun, bukan itu saja, dengan bahasa kita pun dapat mengekspresikan sikap dan perasaan kita. Seorang yang berbakat sastra mungkin akan mengekspresika perasaannya dengan cara lain, menulis novel yang tebal mencakup puluhan ribu kalimat atau menulis puisi yang terdiri dari beberapa bait. Dengan adanya bahasa maka manusia akan hidup dalam dunia yakni dunia pengalaman yang nyata dan dunia simbolik yang dinyatakan dengan bahasa.
Sebenarnya manusia dapat berpikir tanpa menggunakan bahasa, tetapi bahasa mempermudah kemampuan belajar dan mengingat, memecakan persoalan dan menarik kesimpulan. Bahasa memungkinkan individu menyandi peristiwa dan objek dalam bentuk kata-kata. Dengan bahasa individu mampu mengabstraksikan pengalamannya dan mengkomunikasikannya pada orang lain karena bahasa merupakan sistem lambang yang tidak terbatas yang mampu mengungkapkan segala pemikiran.
Peran bahasa dalam ilmu terungkap jelas dari fungsi bahasa sebagai media berpikir. Melalui kegiatan berpikir, manusia memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan cara menghimpun dan memanipulasi ilmu dan pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, dan membayangkan. Selama melakukan aktivitas berpikir, bahasa berperan sebagai simbol-simbol (representasi mental) yang dibutuhkan untuk memikirkan hal-hal yang abstrak dan tidak diperoleh melalui penginderaan. Contohnya seseorang yang sedang memikirkan seekor harimau, dia tidak  perlu menghadirkan seekor harimau dihadapannya.
Menjelaskan kondisi-kondisi psikofisik dari ucapan, peranan individu dan komunitas dalam perkembangan sebuah bahasa, hubungan antara tipe-tipe bahasa umum dan struktur bahasa khusus; menyelidiki sumber-sumber pertama sebuah bahasa dan hasil baru yang ada sekarang dari bahasa itu pada anak kecil dan usaha-usaha lebih lanjut.
Pandangan-pandangan pada filsafat bahasa berbeda terutama atas masalah hubungan antara yang dipikirkan dan yang diucapkan. Sementara filsafat bahasa yang lebih tua sepakat dalam mengakui kemandirian dan prioritas pikiran atas ucapan, tetapi tidak sepakat dalam menjelaskannya ( misalnya, bahasa sebagai sesuatu disebabkan oleh pikiran untuk maksud berkomunikasi; arah empirik; bahasa sebagai penampilan yang adekuat penuh dari pikiran; arah idealistik ), beberapa pemikir modern melihat pikiran diserap oleh ucapan ( G.Ipsen ) atau muncul dari ucapan ( Stenzel ). Analisis konseptual bahasa dalam semua dimensinya dapat dilihat dari masalah semantik.
Jadi dengan bahasa bukan saja manusia dapat berpikir secara teratur namun juga dapat mengkomunikasikan apa yang sedang dia pikirkan kepada orang lain. Namun bukan itu saja, dengan bahasa kita pun dapat mengekspresikan sikap dan perasaan kita. Seorang bayi bila dia sudah kenyang dan hatinya pun sangat senang, dia mulai membuka suara. Tidak terlalu enak memang, tetapi tidak apa, sebab kalau dia mulai besar kelak dan sudah belajar do-re-mi-fa-sol, bunyi yang dihasilkannya mungkin jauh lebih menyenangkan. Lewat seni suara dia akan mengekspresikan perasaanya, kedukaan, dan kesukaan lewat liku nada kata-kata. Seorang yang berbakat sastra mungkin akan mengekspresikan perasaannya dengan cara lain, menulis novel yang tebal mencakup puluhan ribu kalimat atau menulis puisi yang terdiri dari beberapa bait. Dengan adanya bahasa maka manusia hidup dalam dunia yakni dunia pangalaman yang nyata dan dunia simbolik yang dinyatakan dengan bahasa


BAB IV
PENUTUP
A.    SIMPULAN
1.      Hubungan bahasa dan ilmu:
a.       Ilmu dapat berkembang jika temuan dalam ilmu itu disebarluaskan (dipublikasikan) melalui tindakan komunikasi.
b.      Temuan itu kemudian didiskusikan, diteliti ulang, dikembangkan, diterapkan, atau diperbaharui oleh ilmu lainya.
c.       Dalam proses tersebut menggunakan bahasa sebagai media (komunikasi)
2.      Bahasa bukan saja manusia dapat berpikir secara teratur namun juga dapat mengkomunikasikan apa yang sedang dia pikirkan kepada orang lain. Bahasa memiliki tugas yang paling penting yaitu memberikan kejelasan hubungan antara berpikir dan berbicara, antara fungsi ekspresif dan representatif  bahasa.
B.     SARAN
1.      Sebaiknya penggunaan bahasa lebih dikembangkan lagi dengan bahasa yang baik dan benar sehingga dengan adanya bahasa transfer ilmu dapat berjalan dengan baik tanpa adanya salah paham.
2.      Mengembangkan bahasa sebagai sarana berpikir dan berbicara.








DAFTAR PUSTAKA

3.      http://www.scribd.com.”Filsafat-Ilmu”. 29/04/2012, 13:27

No comments:

Post a Comment