Thursday, 12 July 2012

DUA KUPU SATU KUMBANG


DUA KUPU-KUPU SATU KUMBANG
(Ketika Persahabatan Tidak Sesuai yang Diinginkan)
“Aku putus LLL”. Salah satu pesan yang masuk kedalam kotak masuk saya yang diatasnya tertulis nama “Lusi IPS2”. Sontak diriku terkejut ketika membaca pesan itu, tanpa pikir panjang langsung kupegang HPku dan kujawab “kenapa putus sahabatku?”. Lusi memang sahabatku sewaktu SMA dulu. Dia adalah cewek pendiam dan tidak terlalu akrab dengan teman cowok. Entah kenapa cewek pendiam seperti Lusi bisa berpacaran dengan seseorang yang berbanding terbalik dengan dirinya.
 Empat menit berselang HPku bergetar, pasti pesan dari Lusi!ungkapku dalam hati. Ternyata dugaanku salah, ternyata pesan dari Rini yang masuk ke dalam kotak masuk HPku. Pesan itu berbunyi “mas udah tau belom? Lusi sahabat kita putus?” segera kujawab pesan itu dengan balasan “udah mbak tadi udah sms aku kok”. Empat menit berselang HPku bergetar lagi, dan sebuah pesan dari Rini kembali mengisi kotak masukku. “ouw udah tau tho mas? Tau gak putusnya kenapa?”. Karena aku memang belum tahu kenapa sahabatku yang awal percintaannya dibumbui dengan rasa cinta begitu mendalam bisa putus begitu saja, kujawab pesan dari Rini “Belom tau’i mbak???emangnya kenapa tho kok bisa putus?”. Seperti biasa Rini segera membalas pesan dariku, “Lusi putus karena cowoknya CLBK dengan si Anj*ng itu mas” Rini memang selalu membalas smsku dengan cepat, karena itulah aku lebih sering bercerita kepada dia daripada bercerita kepada Lusi. Lusi terkesan agak lama ketika membalas pesan yang kukirimkan kepadanya. Entah karena ia sudah memiliki pacar atau ia sebenarnya muak menerima pesan dariku. Aku bisa bersahabat dengan Lusi dikarenakan Lusi bersahabat dengan Rini yang kemudian karena Lusi merasa kesepian dan ingin mempunyai sahabat yang setia lalu Rinipun memperkenalkan Lusi dengan saya. Saya sudah sangat lama bersahabat dengan Rini karena saya dan Rini merupakan teman sekelas sewaktu SMA dulu.
Pesan dari Rini kubalas satu jam kemudian “kok bisa mbak?”. Lima menit kemudian rini segera membalas pesan dariku “lama amat mas balasnya? Cowoknya yang sialan mas. Kasian ya Lusi? L” tiga menit kemudian pesan itu kubalas “maap mbak tadi saya tidur??hee..saya juga heran mbak kenapa ya cewek pendiam seperti lusi bisa berpacaran dengan cowok itu?memang cinta itu buta.”  Tiga menit berselang Rini membalas lagi “dasar kebo!!bisa-bisanya tidur pas sms’an J. Iya mas kalau cinta itu buta kasian ya cinta gak bisa main sulap lagi” dari pesannya nampaknya Rini sudah tidak mau membahas masalah Lusi lagi, karena Rini memang sangat tahu tentang sifat Lusi yang egois.
Berkali-kali Rini mengingatkan untuk segera mengakhiri hubungannya dengan cowok itu selalu tak digubris. Lusi mempunyai keinginan yang sangat besar untuk mengubah sifat cowok itu agar menjadi baik. Layaknya “menggarami lautan” usaha yang dilakukan Lusi sia-sia. Cowok itu hanya berlagak baik didepan Lusi saja. Dibelakang Lusi cowok itu layaknya buaya yang mencari mangsa karena tidak makan tiga bulan, begitu buas dan rakus ketika melihat cewek yang lewat didepannya. Lusi memang tidak mengetahui kalau cowok yang sangat disayanginya itu bertingkah seperti itu dibelakangnya, yang Lusi tau cowok itu sangat setia kepada dirinya. Memang cowok itu sangat pandai mengubah sikap layaknya bunglon yang segera berubah warna sesuai tempat yang disinggahinya.
Setiap kali Aku dan Rini mengingatkan Lusi melalui sms pasti tidak di balas. Memang yang namanya cinta itu serasa dunia hanya milik berdua dan yang lain hanya ngontrak. Niat baik Aku dan Rini sebagai sahabat ialah mengingatkan sahabat yang lain agar tidak kecewa kemudian, tidak ada niat sama sekali dari kita berdua untuk mengganggu atau merusak kisah cinta mereka.
Malam hari pada pukul sembilan kurang lima menit HPku bergetar. Sebuah pesan dari Lusi menghiasi kotak masukku. “maap ya baru balas. Seharian aku berdiam diri dikamar nih ndra. Ndak ada yang mau mendengar curhatku. L.” Sifat egois Lusi memang sangat besar, dia padahal tidak pernah mengajak curhat tapi dia sudah bisa mengklaim bahwa tidak ada yang mau mendengar curhatnya. Padahal kalau dia tadi membalas sms dariku dan mengajak bercurhat tentang masalahnya sebagai sahabat pasti akan mendengarkan curhatnya dan bisa ikut merasakan apa yang ia alami. Sifat alamiah sebagai cowokku muncul, dengan ego yang tinggi kubiarkan pesan itu. Aku kemudian bercerita kepada Rini melalui pesan “Rin, sahabatmu egoisnya muncul lagi tuh?katanya ndak ada yang mau diajak curhat..padahal kan dia ndak ngajakin kita curhat ya???orang aneh“ selang beberapa menit Rini segera membalas pesanku. “ hahaa...emang gitu kok mas orangya. Dia nggak mau dengerin omongan kita. Padahal kita kan sebagai sahabat berusaha menghiburnya ya?”. Pesan dari Rini segera kubalas. “nampaknya kita dianggap nggak suka ama hubungan Lusi mbak. Apa mending kita gak usah ikut campur aja ya?” Rini segera membalas”haha...iya kayaknya mas..posisi kita dalam bahaya..daripada ikut campur mending minum es campur mas??segar... J” Rini sudah ngelantur lagi, pertanda dia sudah tidak mau membahas masalah ini lagi. Pesan dari rini cukup aku balas dengan “hahaha...dasar!!!”.
Drrr....drrr....drrr... getaran dari HPku yang berada diatas meja terdengar lagi. Kubaca pesan masukku ternyata dari Lusi. “kok smsku ndak dibalas Ndra?ternyata sahabatpun juga sudah tidak mau membalas sms dari aku lagi.. L” dengan sedikit agak kesal kubalas pesan dari lusi “eehh.. maap ya Lus saya tadi lupa membalas pesanmu?hee..kok kamu gitu sih?jangan egois gitu dong?” lain dari biasanya Lusi yang biasanya sangat lama membalas pesan dariku, kali ini dia sangat cepat membalas pesan dariku. “siapa yang egois!!!kamu ama Rini tu yang egois dan tidak menyetujui hubunganku ama pacarku kan?sahabat macam apa kalian?...met malem..” agak bingung ketika Aku membaca pesan dari Lusi. Kenapa situasinya jadi berubah menjadi seperti ini.
Keesokan harinya semua pesan dari Lusi langsung kuceritakan kepada Rini melalui sms. “rin. Kenapa kita malah dituduh si Lusi kita yang egois ya?dan ngatain kita sahabat macam apa kalian” Rini segera membalas. “ehh..masak dia bilang gitu mas? Kita telpon aja yuk biar semuanya jelas” pesan Rini segera Kubalas “iya deh Rin, mending aku telpon dia aja..nanti saya sambungkan ke kamu ya?” “OK...mas” jawab Rini.
          Tut...tut...tut...suara HPku menunggu jawaban Lusi.
          Halo...ngapain Ndra? (jawab Lusi)
         Maap Lus, ganggu tidurmu, bentar ya aku sambungin ke Rini.(Tanpa tanya dia mau apa tidak segera kusambungkan panggilanku ke nomor Rini)
         Halo...gimana mas?udah tersambung ma Lusi(jawab Rini)
         Udah mbak bicara aja!!
Tanpa berpikir panjang Rini yang sudah emosi dengan Lusi segera meluapkan emosinya kepada Lusi karena ia dianggap menjadi orang yang tidak menyetujui hungungannya. Kemudian diakhir pembicaraan terdengar ucapan yang sangat menyedihkan didalam persahabatan antara Aku, Rini dan Lusi. Lusi mengatakan bahwa dia sudah tidak mau bersahabat lagi dengan Aku dan Rini. Sambungan telpon dariku juga sudah ditutup hanya terdengar suara tangisan dari Rini yang masih terdengar ditelpon. Aku juga merasa bersalah tentang kejadian ini. Berawal dari kisah persahabatan yang begitu indah, dapat hancur begitu saja ketika datang sebuah perasaan yang bisa berarti indah dan bisa pula berarti buruk. Perasaan itulah yang dinamakan CINTA.
Keinginan sahabat untuk mengingatkan sahabatnya agar tidak salah dalam memilih sesorang yang akan menjadi kekasih hatinya ternya sia-sia jika seorang yang diingatkan lebih mengedepankan sifat egois yang dimilikinya. Mungkin Lusi belum mengetahui bahwa kecintaan sahabatnya itu lebih besar dibandingkan pacarnya mencintainya.

No comments:

Post a Comment