Fatamorgana Jiwa
Tidak ada kata lain selain mengingatnya. Dengan hanya mengingatnya hidupku menjadi berwarna. Setiap malam, dirimu hadir menghiasi alam mimpiku dengan menjadi bidadari cantik yang mampu mengubah dunia ketika aku terbangun. Di pagi hari kau berperan layaknya ibu, yang membangunkan anaknya dari perjalanan tidur semalam dengan menyiapkan segelas susu hangat dan ucapan selamat pagi. Di siang hari bayanganmu selalu hadir di ruang kerjaku, seolah-olah dirimu hadir disitu untuk menyemangatiku dalam bekerja.
Namun segalanya sudahlah sirna, kau telah pergi untuk selama-lamanya. Meninggalkan dunia dengan sedikit luka. Aku sadar akan betapa perihnya lukamu itu, kau terluka karena aku. Sebelum sepeninggalmu diriku memang selalu menganggap dirimu sebagai pemuas nafsu. Aku tidak memperhatikan rasa sayangmu kepadaku. Aku terlalu egois untuk menjadi seorang suami. Aku terlalu munafik untuk berperan sebagai suamimu. Sungguh menyesal bila aku mengingat segala sesuatu yang kau perbuat untukku. Tapi, hanya dengan menyesal tentu tidak akan bisa membangkitkanmu lagi dari alammu. Kau pergi tanpa meninggalkan benih cinta, kau mati muda. Kematianmu sontak menyayat lubuk hatiku. Karena kau mati dengan sebegitu tragis, aku tak menyanggka dirimu akan nekat melakukan hal itu. Sifat pendiammu menyimpan ribuan misteri yang tidak bisa aku pecahkan.
Aku sadar betapa bodohnya diriku. Mengapa sejak dulu aku tidak peka terhadap perhatianmu itu. Mungkin aku dulu berpikir aku hanya bisa bekerja dan bekerja demi perekonomian keluarga kita tidak kekurangan. Tapi, setelah saya menghadapi realita dunia, saya menjadi merasa sangat bodoh. Aku dulu bekerja terlalu keras untukmu dan hampir lupa akan kehidupan diluar pekerjaanku. Dan semua itu kulakukan hanya untukmu. Akan tetapi, setelah sepeninggalmu aku merasa, aku bekerja untuk siapa? Orang yang menjadi penyemangatku dalam bekerja sudah meninggalkanku. Nampaknya penyelasan itulah yang menjadikan hidupku akhir-akhir ini menjadi kelabu. Sempat aku berpikir bahwa menyusulmu adalah jalan keluar untuk meminta maaf. Tapi pikrian itu lalu saya buang jauh-jauh dari benakku. Aku tau bahwa bunuh diri tidak akan mampu memecahkan masalah. Seperti yang kau lakukan contohnya, kau bunuh diri demi mengakhiri penderitaanmu hidup di dunia, akan tetapi kau bunuh diri dengan meninggalkan sayatan luka baru dihatiku. Kau membuatku sangat terpuruk dan remuk, aku menjadi kehilangan arah dan tujuan hidup setelah kau tinggalkan. Uang yang kudapatkan dari jerit payahku dalam bekerja, selalu kuhambur-hamburkan demi kepuasan nafsuku. Sungguh kotor diriku setelah sepeninggalmu. Bukannya aku bertobat, aku malah banyak melakukan dosa dan maksiat. Tidak ada pikiran kapan aku akan bertobat, karena aku tidak menyadari bahwa kehidupan di dunia ini ternyata singkat. Alkohol, wanita, ganja, selalu ada disetiap malamku demi menghilangkan ingatanku akan dirimu. Tapi, sesampainya dirumah dengan melihat fotomu yang terpajang di kamar tamu, jiwaku yang tadi kesetanan menjadi jiwa yang remuk. Aku selalu menangis ketika menatap wajah yang ada dalam foto itu. Segala kebaikan tentang dirimu selalu terbayang didalam otakku seakan-akan tak akan pernah hilang dan melekat kuat didalamnya sampai aku tak akan bisa menhapusnya.
Aku jadi ingat betapa dahulu sebelum kita menjadi suami-istri, akulah yang selalu mengejar-ngejarmu untuk bisa mendapatkan rasa cintamu. Aku bahkan rela melakukan apa saja demi menarik perhatian darimu. Semua itu aku lakukan atas dasar cinta, aku tidak berpikir hari kemudian, bahkan bila dahulu kamu menyuruhku untuk menari telanjang didepanmu saja akan aku lakukan. Rasa malu akan telah hilang bila kamu yang menyuruh, karena semua kulakukan demi kamu agar bisa menerimaku sebagai belahan jiwamu. Rasa cinta yang diciptakan Tuhan memang sangat istimewa. Cinta bisa mengubah orang gagah menjadi orang yang romantis ketika dihadapan orang yang dicintainya. Cinta bisa mengubah orang yang kikir menjadi orang yang super dermawan ketika hendak makan atau menonton bioskop dengan orang yang menjadi pujaannya. Cinta bisa menubah orang yang pemalas menjadi orang yang rajin ketika disuruh orangg yang disayanginya hanya untuk mengantarkan ia ke salon atau belanja. Semua bisa terjadi karena cinta.
Setelah aku sadari betapa cinta mampu mengubah kepribadian seseorang, aku jadi berpikir betapa labilnya jiwa seseorang ketika berhadapan dengan masalah cinta. Itu telah terbukti pada dirimu, kau sangat mudah ketika dahulu aku merayumu hanya dengan menggunakan wajah palsu. Kau memakan umpan palsu yang kuberikan atas dasar cinta. Karena sesungguhnya cinta itu adalah munafik, orang dengan mudahnya merubah kepribadiaanya demi mendapatkan sebuah sesuatu yakni cinta. Setelah orang mendapatkan sesuatu yang diinginkan, maka dengan semudah membalikkan telapak tangan, orang akan kembali ke kepribadiaan yang lama. Itulah yang terjadi pada diriku, aku berubah menjadi kasar ketika sudah menjadi suamimu. Dahulu aku selalu mengucapkan kata-kata romantis sebelum jalan berdua, sekarang aku mengucapkan kata-kata kasar hanya karena kau telat membukakan pintu gerbang rumah. Dahulu aku selalu membawakan barang belanjaanmu ketika belanja di Mal, tapi sekarang aku sudah tak sudi lagi melakukan hal itu, bahkan aku sudah tidak sudi lagi mengantarkanmu untuk pergi ke Mal untuk belanja. Sungguh kemunafikan itu sangat melekat didalam jiwaku. Entah kenapa hal itu bisa terjadi, tapi inilah kenyataan. Banyak pria lain juga melakukannya, diawal percintaan mereka menggunkan wajah palsu demi menarik perhatian orang yang dicintai, hal yang sebaliknya terjadi ketika pria sudah menikah, bukannya tambah mesra karena hubungan mereka sudah halal. Banyak pria yang justru menyia-nyiakan perasaan istrinya itu. Sungguh bodoh bukan?
Kematian istriku mungkin hasil dari kebodohanku, akupun menjadi sadar bahwa kemunafikan tidak akan membuat segalanya menjadi indah. Karena bagaimanapun juga kemunafikan adalah sesuatu yang buruk, seseorang akan menjadi pribadi orang lain demi menutupi kepribadiaan dirinya yang buruk dan berusaha menjadi diri orang lain dengan membohongi diri sendiri. Sepandai-pandainya orang menutupi keburukan diri pasti suatu saat akan terlihat. Karena kita terlahir untuk satu kepribadian dan bukan untuk berkepribadiaan ganda.
Penyelasan atas kematian istriku semoga bisa mengubah kehidupanku nanti, pernah kucoba masuk dunia hitam yang kelihatannya bisa melupakan segala masalah dunia, justru menjadikanku semakin ingat akan dirimu. Aku akan berusaha menjadi diri sendiri dalam menghadapi kesendirian. Kemunafikan tidaklah membuat diriku menjadi seseorang yang kuat dalam menghadapi ujian hidup, kemunafikan justru mengarahkanku menuju fatamorgana jiwa yang tidak jelas kenyataannya.
No comments:
Post a Comment