Curhat Gue Tentang Apa itu Mahasiswa
Bayangan gue dulu, mahasiswa itu semua intelektual kayak yang sering nongol di acara TV gitu. Wuih mereka terlihat perlente dengan almamater kebanggaannya. Saat bicara mereka terlihat sangat menggebu-gebu apalagi kalau lagi demo, wah gue sempat berfikir negatif tentang mereka. Apa dikampus itu harus bergaya seperti itu ya. Kalau harus bergaya seperti itu, mungkin gue kalau dikampus akan menjadi makhluk yang teralienasi dari lingkungan dong. Karena gue kan orangnya gak terlalu aktif dengan kegiatan seperti itu. Apalagi gue orangnya demam panggung, bicara didepan kaca aja gue nangis. Apalagi bicara didepan orang banyak dan dikawal oleh pak polisi. Benerkan ya, demo kan biasanya dikawal pak polisi. Hee...
Kenapa ya mahasiswa selalu identik dengan demo? Kalau demo masakan sih oke-oke aja. Apalagi kokinya unyu, wah tambah mantap tuh masakan. Lha ini, demo yang bersifat anarkistis, kenapa kok sehabis demo mahasiswa sering bersifat anarkistis ya? Ini kan tidak menunjukkan karakter dia sebagai mahasiswa. Demo yang dilakukan kan niatnya untuk menyampaikan aspirasi masyarakat kecil yang nasibnya selalu ditindas oleh penguasa (wuih niatnya keren euuyy) tapi kenapa kok pada akhirnya rakyat yang menjadi korban. Sebagai contoh ya, pada suatu saat ketika pemerintah mau naikkin harga BBM (BBM emang manja gak mau naik sendiri, mintanya dinaikkin) banyak dari kalangan mahasiswa yang melakukan aksi protes, mulai dari bakar ban, bakar motor, bakar poster pak presiden sampai bakar jagung (ini pasti mahasiswa palsu). Kalau sudah mendengar kata bakar, otomatis kan keadaan disekitar langsung mencekam tuh, siapapun yang disitu kan jadi takut. Karena kan yang berada disitu bukan pendemo aja, ada pedagang, buruh pabrik, tukang ojek dan parahnya lagi ada gue sodara-sodara. Apa tidak jadi masalah yang kayak gini. Niat dari hati mau menyampaikan aspirasi masyarakat, lha kok , malah menakut-nakuti rakyat. Kalau gue pada saat itu bisa bicara dengan kordinator lapangannya mungkin gue udah curhat sampai nangis-nangis kali ya? Ihh... emang gue apaan. Lekong? Tidak dong.hee.. yang jelas intinya gue pada saat itu takut sekali, masak takut dua kali. Pulang dari sekolah disambut dengan aksi demo yang anarkis.
Bagi gue ya, mending gak usah demo aja deh... memang niat dari sang mahasiswa itu baik yakni ingin menyampaikan aspirasi masyarakat. Tapi, kalau ada oknum pendemo yang bertindak anarkistis kan malah merugikan masyarakat. Dan tentunya pemerintah juga tidak mungkin mau menerima aspirasi dari sang mahasiswa. Ayolah kakak-kakak mahasiswa, buat pencitraan dong. Kayak partai-partai besar itu lho? Ketika mereka tersudut langsung cepat berbenah dan melakukan aksi sosial yang pro rakyat. Mahasiswa kayaknya juga bisa kok, misalnya habis melakukan demo anarkistis langsung disitu juga diadakan demo masakan. Ban yang dibakar kan bisa jadi alternatif pengganti minyak?hee... eh, ada satu lagi nih yang lupa, kan sering juga ya ada pendemo yang nekat mengiris jarinya agar keluar darah dan darahnya itu digunakan untuk menulis penderitaannya? Kan itu sia-sia ya? Mending darahnya disumbangin ke PMI(gue punya kaos PMI LHO) kan oraganisasi yang berlambang palang merah itu sangat membutuhkan. Lihat aja slogannya “ Setetes darah anda, nyawa bagi kami” terharu ndak kalian mendengar slogan itu?hee...
No comments:
Post a Comment