PELAJARAN BERHARGA
DARI DELES INDAH, KLATEN, JAWA TENGAH
Hari itu, tepatnya hari rabu. Bersama dengan sang saudara
yang lahir mendahului saya. Berdua kami pergi dari rumah tanpa ada tujuan yang
pasti. Nampaknya kebiasaan ini memang ada di dalam jiwa masing-masing kami.
Kami pergi bukan untuk sekadar pergi tanpa alasan yang pasti. Memang tujuan
kami tidak pasti, tapi alasan kami pasti. Yakni untuk menambah wawasan
perjalanan kami. Yah kami berdua memang suka pergi, pergi disini bukan berarti
pergi dari rumah dan tidak kembali. Akan tetapi kami suka pergi untuk mencari
tempat dan hal-hal baru yang belum pernah kami datangi dan kami nikmati.
Perjalanan kami hari inipun akhirnya sampai di tempat yang tidak kami duga
sejak berangkat tadi. Rencana kami, hari ini hendak pergi ke suatu kota yang
sudah amat terkenal dengan jalannya itu. Jalan Malioboro tepatnya. Karena
dirasa sudah sangat biasa dan terkesan jenuh. Karena rumah kami yang tak jauh
dari kota tersebut. Kamipun memilih untuk tidak pergi ketempat itu lagi kali
ini. kami berdua kemudian mencari tempat yang tidak biasa dan ingin mencari
suatu tempat yang luar biasa. Perjalanan kamipun berganti, tujuan awal yang
semula untuk pergi ke kota Gudek. Beralih dengan perjalanan menantang menuju
daerah wisata Deles Indah. Sebuah lokasi wisata yang bagi kami berdua memiliki
kadar atau tingkat ke ekstriman tersendiri. Pasalnya kami berdua memiliki berat
dan postur tubuh diatas rata-rata. Tentu jika kami pergi selalu menghindari
menuju tempat yang tinggi-tinggi. Tapi apa mau dikata, untuk kali ini rasa
penasaran menambah jiwa keberanian kami untuk menuju lokasi. Tanpa ada rasa minder kamipun mengarahkan motor kami ke
arah kanan di pertigaan sebelum pabrik gula Gondang Winangoen Klaten. Tanpa ada
diskusi lanjutan, kamipun sudah siap untuk menghadapi medan jalan nanti. Yah,
jalan disini memang sedikit ngeri. Lubang jalan yang lebarnya selebar kubangan
kerbaupun selalu siap menghadang di jalan depan. Truk-truk pasir dengan muatan
penuh siap menghalangi jalan kami dengan tumpahan pasirnya. Sempitnya
jalananpun harus kami bagi dengan pengendara-pengendara di sekitar kami. Capek,
kesemutan, dan panasnya mesin bercampur menjadi satu pada saat itu. tapi kami
pantang istirahat sebelum sampai lokasi. Rasa penasaran menambah keinginan kami
untuk segera sampai lokasi. Setelah berjalan
sekitar satu setengah jam dengan menghindari lubang-lubang jalan.
Kamipun sampai di tempat pembayaran tiket masuk.
Sungguh perjalanan yang sangat memuaskan. Ternyata dengan
segala ketakutan kami untuk menghadapi sesuatu yang belum pernah kita coba
mendapatkan hasil yang luar biasa. Kami berduapun akhirnya sampai disini. Tapi
kami sedikit kecewa, karena tidak adanya informasi mengenai harus kemana lagi
setelah sampai disini. J akhirnya dengan perasaan yang sedikit terganggu kami
memutuskan untuk turun lagi. Dan kami berdua ingin merasakan sensasi
pemandangan yang luar biasa lebih dari ini. ini bermula ketika saya berpikir
dan bertanya kepada kakak. Dari tadi motor kami berpapasan dengan truk pasir
bermuatan penuh. Lalu saya berpikir, dimana tempat truk-truk itu tadi
mendapatkan pasir sebanyak itu. dengan memiliki pertanyaan begini, saya menjadi
memiliki tujuan untuk mencari lokasi tempat dimana truk-truk itu mendapatkan
pasir. Nah, tujuan barupun tercipta lagi. Tujuan kami selanjutnya adalah
mencari lokasi tempat dimana truk-truk besar tadi mendapatkan bebannya. Tak
tahu arah sudah pasti, kami kemudian bertanya kepada warga sekitar tentang
dimana truk-truk tadi mendapatkan pasir muatannya. Dengan ramah warga yang kami
tanyai menjawab dengan baik. Kami diarahkan menuju jalan besar dan diarahkan
lagi untuk belok kiri dengan melihat tulisan “gong 2000” kalau tidak salah.
Kamipun segera meluncur kesana. Sudah seperti yang saya duga, jalan menuju
lokasi ternyata lebih terjal dan curam dari yang tadi. Dengan permukaan jalan
penuh batu dan kerikil membuat motor kami merasakan ketidaknyamanan pada bagian
shockbecker tapi kami tak peduli. Mustahil kami memutuskan
untuk kembali. Setelah berhasil menghadapi ujian jalan tadi. Kamipun berhenti
pada suatu titik dimana tempat itu menjadi tempat yang paling indah untuk
mengambil gambar. Hasil gambarnya adalah seperti ini.
Di gambar berikut dapat dibuktikan betapa kecilnya
manusia dimata Alloh S.W.T apalah arti kesombongan kita dan apalah arti
kedudukan kita. Kita semua terlihat kecil dan tak ada bandingannya bila
dibandingkan dengan ciptaan Alloh. Sebuah pelajaran sosialpun saya dapatkan
kali ini, betapa kerasnya pekerjaan orang-orang yang saya temui ditempat ini.
mereka bekerja bertaruh nyawa demi kehidupan keluarga. Mengangkat batu dan
menaikkan pasir ke atas bak truk menjadi pekerjaan sehari-hari. Lelah, capek,
atau bahkan sakitpun tak pernah mereka rasakan. Hal itu membuat segala keluhan kami
selama diperjalanan tak mungkin saya kelukan lagi. kami terdiam sesaat melihat semua keadaan ini.
dalam kediaman kami, kata pertama yang
terucap pada saat itu adalah “ayo ndang muleh mas” . yah kata itulah yang
keluar dari mulut saya setelah beberapa menit kami terdiam. Kamipun pergi dan
bersiap untuk menghadapi jalan terjal lagi. beberapa menit berjalan diatas
jalan terjal, akhirnya sampailah kami di jalan yang sedikit rata dan nyaman.
Disekitar jalan, banyak sekali pedagang buah yang katanya raja dari segala
buah. Yakni buah durian. Kami yang hendak pulang, tidak afdol rasanya bila tidak membawa satu dari buah ini. setelah
melewati beberapa pedagang di pinggir jalan akhirnya kamipun berhenti di sebuah
lapak kecil dengan nenek tua yang duduk diantara puluhan buah dagangannya.
Kakak saya(sebagai pemilik uang tentunya), langsung bertanya kepada sang nenek
mengenai berapa harga buah tersebut. Dan apa yang saya duga ternyata benar,
harganya sedikit lebih murah bila dibandingkan dengan harga durian di kota dengan
kualitas yang sama. Tanpa banyak menawar, karena kami berdua memiliki kelemahan
yang sama yakni sama-sama tidak tega dalam urusan tawar menawar. Kamipun
mendapatkan tiga buah durian dengan harga limapuluh ribu. Murah atau kemahalan
saya juga tidak tahu. Untuk buktinya ada gambar yang bisa menjelaskan.
Nampaknya sekian tulisan mengenai perjalanan tanpa tujuan
kami berdua. Ada beberapa pelajaran yang seharusnya dapat diperoleh dari
tulisan saya ini. semoga bermanfaat dan berguna sebagai referensi tujuan wisata
anda selanjutnya. Pesan dari saya, berwisatalah atau bepergianlah tanpa ada
tujuan yang jelas dan matang. Karena dengan itu, anda akan menemukan banyak
pelajaran berharga yang tak mungkin bisa dibeli dengan uang. Salam!
KLATEN, lupa tanggal 2012
No comments:
Post a Comment