Thursday, 18 April 2013

PELAJARAN BERHARGA DARI DELES INDAH, KLATEN, JAWA TENGAH



PELAJARAN BERHARGA DARI DELES INDAH, KLATEN, JAWA TENGAH
Hari itu, tepatnya hari rabu. Bersama dengan sang saudara yang lahir mendahului saya. Berdua kami pergi dari rumah tanpa ada tujuan yang pasti. Nampaknya kebiasaan ini memang ada di dalam jiwa masing-masing kami. Kami pergi bukan untuk sekadar pergi tanpa alasan yang pasti. Memang tujuan kami tidak pasti, tapi alasan kami pasti. Yakni untuk menambah wawasan perjalanan kami. Yah kami berdua memang suka pergi, pergi disini bukan berarti pergi dari rumah dan tidak kembali. Akan tetapi kami suka pergi untuk mencari tempat dan hal-hal baru yang belum pernah kami datangi dan kami nikmati. Perjalanan kami hari inipun akhirnya sampai di tempat yang tidak kami duga sejak berangkat tadi. Rencana kami, hari ini hendak pergi ke suatu kota yang sudah amat terkenal dengan jalannya itu. Jalan Malioboro tepatnya. Karena dirasa sudah sangat biasa dan terkesan jenuh. Karena rumah kami yang tak jauh dari kota tersebut. Kamipun memilih untuk tidak pergi ketempat itu lagi kali ini. kami berdua kemudian mencari tempat yang tidak biasa dan ingin mencari suatu tempat yang luar biasa. Perjalanan kamipun berganti, tujuan awal yang semula untuk pergi ke kota Gudek. Beralih dengan perjalanan menantang menuju daerah wisata Deles Indah. Sebuah lokasi wisata yang bagi kami berdua memiliki kadar atau tingkat ke ekstriman tersendiri. Pasalnya kami berdua memiliki berat dan postur tubuh diatas rata-rata. Tentu jika kami pergi selalu menghindari menuju tempat yang tinggi-tinggi. Tapi apa mau dikata, untuk kali ini rasa penasaran menambah jiwa keberanian kami untuk menuju lokasi. Tanpa ada rasa minder kamipun mengarahkan motor kami ke arah kanan di pertigaan sebelum pabrik gula Gondang Winangoen Klaten. Tanpa ada diskusi lanjutan, kamipun sudah siap untuk menghadapi medan jalan nanti. Yah, jalan disini memang sedikit ngeri. Lubang jalan yang lebarnya selebar kubangan kerbaupun selalu siap menghadang di jalan depan. Truk-truk pasir dengan muatan penuh siap menghalangi jalan kami dengan tumpahan pasirnya. Sempitnya jalananpun harus kami bagi dengan pengendara-pengendara di sekitar kami. Capek, kesemutan, dan panasnya mesin bercampur menjadi satu pada saat itu. tapi kami pantang istirahat sebelum sampai lokasi. Rasa penasaran menambah keinginan kami untuk segera sampai lokasi. Setelah berjalan  sekitar satu setengah jam dengan menghindari lubang-lubang jalan. Kamipun sampai di tempat pembayaran tiket masuk.


Sungguh perjalanan yang sangat memuaskan. Ternyata dengan segala ketakutan kami untuk menghadapi sesuatu yang belum pernah kita coba mendapatkan hasil yang luar biasa. Kami berduapun akhirnya sampai disini. Tapi kami sedikit kecewa, karena tidak adanya informasi mengenai harus kemana lagi setelah sampai disini. J akhirnya dengan perasaan yang sedikit terganggu kami memutuskan untuk turun lagi. Dan kami berdua ingin merasakan sensasi pemandangan yang luar biasa lebih dari ini. ini bermula ketika saya berpikir dan bertanya kepada kakak. Dari tadi motor kami berpapasan dengan truk pasir bermuatan penuh. Lalu saya berpikir, dimana tempat truk-truk itu tadi mendapatkan pasir sebanyak itu. dengan memiliki pertanyaan begini, saya menjadi memiliki tujuan untuk mencari lokasi tempat dimana truk-truk itu mendapatkan pasir. Nah, tujuan barupun tercipta lagi. Tujuan kami selanjutnya adalah mencari lokasi tempat dimana truk-truk besar tadi mendapatkan bebannya. Tak tahu arah sudah pasti, kami kemudian bertanya kepada warga sekitar tentang dimana truk-truk tadi mendapatkan pasir muatannya. Dengan ramah warga yang kami tanyai menjawab dengan baik. Kami diarahkan menuju jalan besar dan diarahkan lagi untuk belok kiri dengan melihat tulisan “gong 2000” kalau tidak salah. Kamipun segera meluncur kesana. Sudah seperti yang saya duga, jalan menuju lokasi ternyata lebih terjal dan curam dari yang tadi. Dengan permukaan jalan penuh batu dan kerikil membuat motor kami merasakan ketidaknyamanan pada bagian shockbecker  tapi kami tak peduli. Mustahil kami memutuskan untuk kembali. Setelah berhasil menghadapi ujian jalan tadi. Kamipun berhenti pada suatu titik dimana tempat itu menjadi tempat yang paling indah untuk mengambil gambar. Hasil gambarnya adalah seperti ini.



Di gambar berikut dapat dibuktikan betapa kecilnya manusia dimata Alloh S.W.T apalah arti kesombongan kita dan apalah arti kedudukan kita. Kita semua terlihat kecil dan tak ada bandingannya bila dibandingkan dengan ciptaan Alloh. Sebuah pelajaran sosialpun saya dapatkan kali ini, betapa kerasnya pekerjaan orang-orang yang saya temui ditempat ini. mereka bekerja bertaruh nyawa demi kehidupan keluarga. Mengangkat batu dan menaikkan pasir ke atas bak truk menjadi pekerjaan sehari-hari. Lelah, capek, atau bahkan sakitpun tak pernah mereka rasakan. Hal itu membuat segala keluhan kami selama diperjalanan tak mungkin saya kelukan lagi. kami  terdiam sesaat melihat semua keadaan ini. dalam kediaman kami, kata  pertama yang terucap pada saat itu adalah “ayo ndang muleh mas” . yah kata itulah yang keluar dari mulut saya setelah beberapa menit kami terdiam. Kamipun pergi dan bersiap untuk menghadapi jalan terjal lagi. beberapa menit berjalan diatas jalan terjal, akhirnya sampailah kami di jalan yang sedikit rata dan nyaman. Disekitar jalan, banyak sekali pedagang buah yang katanya raja dari segala buah. Yakni buah durian. Kami yang hendak pulang, tidak afdol rasanya bila tidak membawa satu dari buah ini. setelah melewati beberapa pedagang di pinggir jalan akhirnya kamipun berhenti di sebuah lapak kecil dengan nenek tua yang duduk diantara puluhan buah dagangannya. Kakak saya(sebagai pemilik uang tentunya), langsung bertanya kepada sang nenek mengenai berapa harga buah tersebut. Dan apa yang saya duga ternyata benar, harganya sedikit lebih murah bila dibandingkan dengan harga durian di kota dengan kualitas yang sama. Tanpa banyak menawar, karena kami berdua memiliki kelemahan yang sama yakni sama-sama tidak tega dalam urusan tawar menawar. Kamipun mendapatkan tiga buah durian dengan harga limapuluh ribu. Murah atau kemahalan saya juga tidak tahu. Untuk buktinya ada gambar yang bisa menjelaskan.
 

Nampaknya sekian tulisan mengenai perjalanan tanpa tujuan kami berdua. Ada beberapa pelajaran yang seharusnya dapat diperoleh dari tulisan saya ini. semoga bermanfaat dan berguna sebagai referensi tujuan wisata anda selanjutnya. Pesan dari saya, berwisatalah atau bepergianlah tanpa ada tujuan yang jelas dan matang. Karena dengan itu, anda akan menemukan banyak pelajaran berharga yang tak mungkin bisa dibeli dengan uang. Salam!

KLATEN, lupa tanggal 2012

No comments:

Post a Comment