BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Frase merupakan salah satu bagian dari kajian
sintaksis. Lebih tepatnya, frase adalah gabungan dua kata atau lebih yang
bersifat nonpredikatif. Artinya frasa tidak memiliki predikat dalam
strukturnya. Itu yang membedakan frasa dari klausa dan kalimat.
Frase tentu
banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Entah itu di artikel,koran, ataupun
majalah. Pada makalah ini, penulis akan menganalisis frase eksosentris yang ada
didalam sebuah artikel media online yang
berjudul “ASAL USUL MALAYSIA BERBAHASA MELAYU”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat
diambil dua rumusan masalah, yakni:
1.
Bagaimanakah yang dimaksud
dengan Frase eksosentris dan apa saja jenis dari Frase tersebut?
2.
Bagaimanakah analisa Frase
eksosentris yang ada di dalam artikel berjudul “ASAL USUL MALAYSIA BERBAHASA
MELAYU” tersebut?
C.
Tujuan
1.
Menjelaskan apa yang
dimaksud dengan frase eksosentris dan menjelaskan frase tersebut.
2.
Dapat menganalisa frase
eksosentris yang ada didalam artikel yang berjudul “ASAL USUL MALAYSIA
BERBAHASA MELAYU”
D.
Kajian Teori
Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal
yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif , atau lazim juga disebut
gabungan kata yang mengisi salah Satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Abdul Chaer, 2003:222). Frasa adalah satu
konstruksi ketatabahasaan yang terdiri atas dua kata atau lebih (Zaenal Arifin
dan Junaiyah, 2009:18). Menurut Drs. I.G.N. Oka dan Dr.
suparno (1994) frase merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata
atau lebih yang tidak terdiri dari subjek dan predikat. Jadi, ukurannya
bukanlah ukuran kuantitatif jumlah kata, melainkan ukuran nosional subjek dan
predikat. Berapapun panjang bentuk itu, atau jumlah kata yang membentuk bentuk
itu, selama jika dipecah tidak menghasilkan subjek dan predikat, bentuk itu
merupakan frase.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Frase Eksosentris
Frase
eksosentrik adalah frase yang komponen komponennya tidak mempunyai perilaku
sintaksis yang sama dengan keseluruhannya (Abdul Chaer, 2003:226). Misalnya, frase di pasar, yang terdiri dari komponen di dan pasar.
Secara keseluruhan atau secara utuh frase ini dapat mengisi fungsi keterangan,
misalnya, dalam kalimat berikut
Dia berdagang di pasar.
Tetapi
baik komponen di maupun komponen pasar tidak dapat menduduki fungsi keterangan dalam
kalimat tersebut jika tidak digunakan secara bersama-sama sebab konstruksinya tidak berterima.
Dia
berdagang di.
Dia
berdagang pasar.
contoh
lain, frase yang baru dalam kalimat
yang akan dicontohkan berikut tidak akan dapat diganti baik dengan yang maupun baru sebab konstruksinya tidak berterima.
Yang
baru bukan
punya saya.
Yang
bukan punya
saya. (tidak berterima)
Baru bukan punya saya. (tidak
berterima)
B. Jenis Frase Eksosentris
Frase
eksosentris biasanya dibedakan atas frase eksosentris yang direktif dan frase
eksosentris yang nondirektif.
1.
Frase eksosentris yang direktif komponen
pertamanya berupa preposisi, seperti di,
ke, dan dari, dan komponen
keduanya berupa kata atau kelompok kaya yang biasanya berkategori nomina.
Karena komponen pertamanya berupa preposisi, maka frase endosentrik yang
direktif ini lazim juga disebut frase preposisional. Perhatikan contoh berikut.
Di
pasar
Dari
kayu jati
Demi
keamanan
Dengan
gergaji besi
Oleh
bahaya api
2.
Frase eksosentrik yang nondirektif
komponen pertamanya berupa artikulus, seperti si, dan sang atau kata
lain seperti kata yang , para, dan kaum; sedangkan komponen keduanya berupa
kata atau kelompok kata berkategori nomins, ajektifa, atau verba. Misalnya:
Si
miskin
Sang
mertua
Yang
kepalanya botak
Para
remaja masjid
Kaum
cerdik pandai
C.
Hasil
Analisis Frase Eksosentris
1. “Tempat
khusus”
Analisa : termasuk
frasa eksosentris direktif karena kata itu menunjuk ke sebuah tempat yang
khusus, atau tidak untuk umum.
2. “di
Kuala Lumpur”
Analisa : termasuk
frasa eksosentris direktif karena kata itu menunjuk ke suatu tempat yakni di
Kuala Lumpur.
3. “di
muzium”
Analisa : termasuk
frasa eksosentris direktif karena kata itu menunjukkan sebuah lokasi atau
tempat yang pada konteks ini yang ditunjuk adalah muzium.
4. “dengan
membayar”
Analisa : termasuk
frasa eksosentris direktif karena kata itu menunjukkan cara. Yakni membayar.
5. “setara
dengan”
Analisa : termasuk
kedalam frasa eksosentris direktif karena kata setara bersifat membandinkan
dengan sesuatu yang lain.
6. “dalam
pameran”
Analisa : termasuk
kedalam frasa eksosentris direktif karena kata dalam menunjukkan suatu lokasi.
Dalam konteks ini menunjukkan lokasi yakni pameran.
7. “dari
ditemukannya”
Analisa : termasuk kedalam
frasa eksosentris direktif karena kata dari menunjukkan sebab. Dalam konteks
ini bisa dijelaskan sebab ditemukannya.
8. “di
Dong Yen Chau, Vietnam”
Analisa : termasuk kedalam
frasa eksosentris direktif karena kata itu menunjukkan kesebuah tempat.
9. “dengan
pengaruh”
Analisa : termasuk
kedalam frasa eksosentris direktif karena kata dengan menunjukkan cara. Dalam
konteks ini yakni dengan cara memberikan pengaruh.
10. “dari
budaya”
Analisa : termasuk
kedalam frasa eksosentris direktif karena kata dari didalam konteks ini
menunjukkan sebuah arah.
11. “Inggris
masih berkuasa di Malaysia”
Analisa : termasuk
kedalam frasa eksosentris non direktif. Karena Inggris yang dimaksud bisa
ditambahi dengan kata bangsa Jadi bila ditulis utuh menjadi “(bangsa)
Inggris masih berkuasa di Malaysia”
12. “dengan
bahasa Inggris”
Analisa : termasuk
kedalam frasa eksosentris direktif karena kata “dengan” dalam konteks ini
menunjukkan sebuah cara.
13. “hingga
sekarang”
Analisa : termasuk
kedalam frasa eksosetris direktif karena kata “hingga” menunjukkan sebuah
proses keberlangsungan dan kata “sekarang” menunjuk pada sebuah keterangan
waktu.
14. “dengan
keluarnya”
Analisa : termasuk
kedalam frasa eksosentris direktif karena kata “dengan” menunjukkan kesertaan.
Dalam konteks ini dapat dipahami maksudnya adalah kesetaan bersama keluarnya.
BAB
III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Frasa merupakan gabungan dua kata atau
lebih, yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa
atau yang tidak melampaui batas subjek atau predikat dengan kata lain
sifatnya tidak predikatif. Pada dasarnya frase dibagi menjadi dua jenis yaitu
frase edosentris dan eksosentris. Pada makalah ini frasa eksosentris
direktiflah yang paling banyak terdapat ditemui.
B.
SARAN
Penggunaan frasa sangat banyak ditemui
ketika kita mengkaji atau membaca sebuah teks bacaan entah berupa majalah,
artikel, opini dan lain-lain. Oleh karena itu untuk memahami sebuah frasa yang
ada didalam teks bacaan tersebut kita harus memahami jenis-jenis frasa. Karena
dengan memahami jenis-jenis frasa kita akan mampu mengkaji sebuah teks bacaan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal dan Junaiyah. 2008. Sintaksis. Jakarta: PT Grasindo.
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum (cetakan kedua). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Oka, I.G.N. Suparno. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Depdikbud.
http://travel.detik.com/read/2012/11/20/171854/2096085/1383/asal-usul-malaysia-berbahasa-melayu
No comments:
Post a Comment