Wednesday 19 December 2012

ANALISIS FRASA DALAM ARTIKEL DETIK.COM



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Frase merupakan salah satu bagian dari kajian sintaksis. Lebih tepatnya, frase adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Artinya frasa tidak memiliki predikat dalam strukturnya. Itu yang membedakan frasa dari klausa dan kalimat.
 Frase tentu banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Entah itu di artikel,koran, ataupun majalah. Pada makalah ini, penulis akan menganalisis frase eksosentris yang ada didalam sebuah artikel media online yang berjudul “ASAL USUL MALAYSIA BERBAHASA MELAYU”.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil dua rumusan masalah, yakni:
1.      Bagaimanakah yang dimaksud dengan Frase eksosentris dan apa saja jenis dari Frase tersebut?
2.      Bagaimanakah analisa Frase eksosentris yang ada di dalam artikel berjudul “ASAL USUL MALAYSIA BERBAHASA MELAYU” tersebut?
C.    Tujuan
1.      Menjelaskan apa yang dimaksud dengan frase eksosentris dan menjelaskan frase tersebut.
2.      Dapat menganalisa frase eksosentris yang ada didalam artikel yang berjudul “ASAL USUL MALAYSIA BERBAHASA MELAYU”
D.    Kajian Teori
Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif , atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah Satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Abdul Chaer, 2003:222). Frasa adalah satu konstruksi ketatabahasaan yang terdiri atas dua kata atau lebih (Zaenal Arifin dan Junaiyah, 2009:18). Menurut Drs. I.G.N. Oka dan Dr. suparno (1994) frase merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak terdiri dari subjek dan predikat. Jadi, ukurannya bukanlah ukuran kuantitatif jumlah kata, melainkan ukuran nosional subjek dan predikat. Berapapun panjang bentuk itu, atau jumlah kata yang membentuk bentuk itu, selama jika dipecah tidak menghasilkan subjek dan predikat, bentuk itu merupakan frase.


















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Frase Eksosentris
Frase eksosentrik adalah frase yang komponen komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya (Abdul Chaer, 2003:226). Misalnya, frase di pasar, yang terdiri dari komponen di  dan pasar. Secara keseluruhan atau secara utuh frase ini dapat mengisi fungsi keterangan, misalnya, dalam kalimat berikut
Dia berdagang di pasar.
Tetapi baik komponen di maupun komponen pasar  tidak dapat menduduki fungsi keterangan dalam kalimat tersebut jika tidak digunakan secara bersama-sama  sebab konstruksinya tidak berterima.
Dia berdagang di.
Dia berdagang pasar.
contoh lain, frase yang baru dalam kalimat yang akan dicontohkan berikut tidak akan dapat diganti baik dengan yang maupun baru sebab konstruksinya tidak berterima.
Yang baru bukan punya saya.
Yang bukan punya saya. (tidak berterima)
Baru bukan punya saya. (tidak berterima)

B.     Jenis Frase Eksosentris        
Frase eksosentris biasanya dibedakan atas frase eksosentris yang direktif dan frase eksosentris yang nondirektif.
1.              Frase eksosentris yang direktif komponen pertamanya berupa preposisi, seperti di, ke, dan dari, dan komponen keduanya berupa kata atau kelompok kaya yang biasanya berkategori nomina. Karena komponen pertamanya berupa preposisi, maka frase endosentrik yang direktif ini lazim juga disebut frase preposisional. Perhatikan contoh berikut.
Di pasar
Dari kayu jati
Demi keamanan
Dengan gergaji besi
Oleh bahaya api
2.             Frase eksosentrik yang nondirektif komponen pertamanya berupa artikulus, seperti si, dan sang atau kata lain seperti kata yang , para, dan kaum; sedangkan komponen keduanya berupa kata atau kelompok kata berkategori nomins, ajektifa, atau verba. Misalnya:
Si miskin
Sang mertua
Yang kepalanya botak
Para remaja masjid
Kaum cerdik pandai
           
C.    Hasil Analisis Frase Eksosentris
1.      “Tempat khusus”
Analisa : termasuk frasa eksosentris direktif karena kata itu menunjuk ke sebuah tempat yang khusus, atau tidak untuk umum.
2.      “di Kuala Lumpur”
Analisa : termasuk frasa eksosentris direktif karena kata itu menunjuk ke suatu tempat yakni di Kuala Lumpur.
3.      “di muzium”
Analisa : termasuk frasa eksosentris direktif karena kata itu menunjukkan sebuah lokasi atau tempat yang pada konteks ini yang ditunjuk adalah muzium.
4.      “dengan membayar”
Analisa : termasuk frasa eksosentris direktif karena kata itu menunjukkan cara. Yakni membayar.
5.      “setara dengan”
Analisa : termasuk kedalam frasa eksosentris direktif karena kata setara bersifat membandinkan dengan sesuatu yang lain.
6.      “dalam pameran”
Analisa : termasuk kedalam frasa eksosentris direktif karena kata dalam menunjukkan suatu lokasi. Dalam konteks ini menunjukkan lokasi yakni pameran.
7.      “dari ditemukannya”
Analisa : termasuk kedalam frasa eksosentris direktif karena kata dari menunjukkan sebab. Dalam konteks ini bisa dijelaskan sebab ditemukannya.
8.      “di Dong Yen Chau, Vietnam”
Analisa : termasuk kedalam frasa eksosentris direktif karena kata itu menunjukkan kesebuah tempat.
9.      “dengan pengaruh”
Analisa : termasuk kedalam frasa eksosentris direktif karena kata dengan menunjukkan cara. Dalam konteks ini yakni dengan cara memberikan pengaruh.
10.  “dari budaya”
Analisa : termasuk kedalam frasa eksosentris direktif karena kata dari didalam konteks ini menunjukkan sebuah arah.
11.  “Inggris masih berkuasa di Malaysia”
Analisa : termasuk kedalam frasa eksosentris non direktif. Karena Inggris yang dimaksud bisa ditambahi dengan kata bangsa  Jadi bila ditulis utuh menjadi “(bangsa) Inggris masih berkuasa di Malaysia”
12.  “dengan bahasa Inggris”
Analisa : termasuk kedalam frasa eksosentris direktif karena kata “dengan” dalam konteks ini menunjukkan sebuah cara.
13.  “hingga sekarang”
Analisa : termasuk kedalam frasa eksosetris direktif karena kata “hingga” menunjukkan sebuah proses keberlangsungan dan kata “sekarang” menunjuk pada sebuah keterangan waktu.
14.  “dengan keluarnya”
Analisa : termasuk kedalam frasa eksosentris direktif karena kata “dengan” menunjukkan kesertaan. Dalam konteks ini dapat dipahami maksudnya adalah kesetaan bersama keluarnya.

BAB III
PENUTUP
A.    SIMPULAN
Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih, yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa  atau yang tidak melampaui batas subjek atau predikat dengan kata lain sifatnya tidak predikatif. Pada dasarnya frase dibagi menjadi dua jenis yaitu frase edosentris dan eksosentris. Pada makalah ini frasa eksosentris direktiflah yang paling banyak terdapat ditemui.
B.     SARAN
Penggunaan frasa sangat banyak ditemui ketika kita mengkaji atau membaca sebuah teks bacaan entah berupa majalah, artikel, opini dan lain-lain. Oleh karena itu untuk memahami sebuah frasa yang ada didalam teks bacaan tersebut kita harus memahami jenis-jenis frasa. Karena dengan memahami jenis-jenis frasa kita akan mampu mengkaji sebuah teks bacaan dengan baik.










DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal dan Junaiyah. 2008. Sintaksis. Jakarta: PT Grasindo.
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum (cetakan kedua). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Oka, I.G.N.  Suparno. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdikbud.
http://travel.detik.com/read/2012/11/20/171854/2096085/1383/asal-usul-malaysia-berbahasa-melayu

No comments:

Post a Comment