Masih Perlukah Pendidikan Karakter di Indonesia?
Bila
ada pertanyaan demikian yang harus kita jelaskan terlebih dahulu adalah apakah
pendidikan karakter itu? Pendidikan karakter akhir-akhir ini memang selalu
menjadi masalah yang sering dibahas di berbagai acara seminar, diskusi, dan
pidato yang berkaitan dengan pendidikan. Pendidikan karakter dinilai mampu
menjadi solusi terbaik untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan di
Indonesia. Menurut pengertiannya pendidikan
karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut. Dalam pendidikan karakter di
sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan)
harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi
kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan
ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja
seluruh warga sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai
sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan
harus berkarakter.
Negara
Indonesia adalah negara yang bisa dikatakan karakter warganya jauh dari
karakter baik. Bila dilihat dari berita di berbagai media, di negara Indonesia
masih sering diberitakan mengenai masalah yang menunjukkan rendahnya karakter
warga Indonesia. Tawuran pelajar, aksi anarkis mahasiswa, serta
perilaku-perilaku menyimpang dari pejabat publik yang jauh dari kesan
berkarakter baik. Oleh karena itu pendidikan karakter di sekolah masih sangat
perlu dikembangkan. Pendidikan karakter di sekolah memang harus dibangun sejak
dasar, pasalnya karakter itu tidak bersifat warisan atau bawaan dari lahir. Karakter
bukanlah seperti sidik jari dan karakter bisa dibentuk melalui proses yang
panjang dan melibatkan banyak pihak. Pendidikan Karakter adalah pemberian pandangan
mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan
lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari masing-masing individu yang perlu
dikembangkan dan perlu di bina, sejak usia
dini (idealnya). Seseorang itu sendirilah yang berperan sangat penting untuk mengembangkan
karakternya. Karena setiap orang pada dasarnya tahu apakah hal yang dilakukan
adalah sesuatu yang baik atau buruk. Akan tetapi untuk melakukan sesuatu yang
baik itulah orang enggan untuk melakukannya.
Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan
makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah
membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan
warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat
yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara
umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya
masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan
karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia
adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari
budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi
muda.
Segala bentuk tindakan yang mencerminkan
negara Indonesia jauh dari kesan berkarakter baik itu sebenarnya muncul dari
lemahnya karakter warganya sendiri. Warga negara Indonesia sangat mudah untuk
mengambil dan meniru budaya dari luar negeri. Berbagai budaya luar negeri masuk
di Indonesia tanpa seleksi. Budaya yang jauh dari kesan baikpun masuk dengan
mudahnya di negeri ini, karena mudahnya terkontaminasi dari budaya luar negeri
inilah yang menjadikan warga Indonesia malu bila mengakui budayanya sendiri.
Budaya timur yang sejak dulu menjadi jati diri bangsa ini, pelan tapi pasti
digantikan dengan budaya luar negeri yang mengedepankan asas kebebasan sebagai
ideologi. Rasa hormat pada orang tua, rasa saling memaafkan pada orang lain, perlahan
hilang dan berganti dengan rasa ingin menang sendiri. Inilah yang melandasi
bahwa pendidikan karakter di Indonesia masih penting untuk dikembangkan lagi.
Indonesia
sangat membutuhkan manusia-manusia yang berkarakter baik sebagai contoh.
Mengingat lagi mengenai apa yang telah dikatakan oleh bapak pendidikan negara
kita ini sejak puluhan tahun yang lalu bahwa pendidikan yang baik itu haruslah
“Ing ngarsa sung tuladha, ing madya
mangun karsa, tut wuri handayani” akan tetapi pendidikan sekarang jauh dari
apa yang dikandung dari pesan dari bapak
pendidikan kita ini. yang terjadi sekarang justru guru-guru yang seharusnya
menjadi contoh dalam pendidikan, mereka malah memberikan contoh sebaliknya.
Pejabat-pejabat publik yang seharusnya menjadi panutan, mereka malah berbuat
seolah tak mengenal Tuhan. Korupsi dan skandal-skandal menjadi berita yang
setiap hari ada di berbagai media informasi.
Jadi,
bila ditanya masih perlukah pendidikan karakter di negeri ini jawabannya adalah
masih perlu sekali. Dengan pendidikan karakter diharapkan mampu menjadikan
negeri ini bisa dipandang sebagai negara yang mempunyai derajat yang tinggi.
No comments:
Post a Comment