KULIAH PAKAR BERSAMA PAKAR LINGUISTIK I DEWA PUTU WIJANA
9 APRIL 2013
RUANG SIDANG FKIP UNS LANTAI 2.
LINGUISTIK ITU ILMU YANG INDAH
Disinilah saya mendapatkan sedikit tentang ilmu
linguistik langsung dari pakar linguistik yakni beliau bapak Prof. Putu Wijana.
Singkatnya demikian, beliau mencerritakan ilmu linguistik
melalui materi yang dibagikan kepada peserta kuliah umum hari ini dalam bentuk
yang sangat unik. Berbeda dengan para pembicara-pembicara seminar yang lain,
yang umumnya membagikan materi dalam bentuk makalah atau hasil cetakan dari
slide. Beliau bapak putu wijana membagikan materi dalam bentuk ringkasan materi
atau saya sendiri lebih menyebut ini adalah diari beliau yang dapat dikaitkan
dengan ilmu linguistik.
Ringkasan materi tersebut diberi judul “LINGUISTIK ADALAH
ILMU YANG PALING INDAH” sungguh indah memang bila kita mampu mendalami ilmu ini
lebih dalam. Karena di dalam ilmu linguistik akan mampu memberikan sedikit
anekdot bahasa yang akan mampu mengundang gelak tawa para pemakai bahasa. Keberagaman
dialek yang sering kita sebut dengan sosiolinguistik menjadikan adanya
perbedaan-perbedaan pengucapan kata antar daerah. Hal inilah yang sering
memancing gelak tawa para pemakai bahasa yang tidak memahami bahasa yang
digunakan lawan bicaranya. Untungnya dalam kita berbahasa ada aturan yang
mengaturnya. Aturan penggunaan bahasa tersebut sering diakronimkan dengan
akronim SPEAKING singkatnya spekiang adalah aturan yang mengatur tentang
bagaimana kita berbicara dan dengan siapa kita berbicara. Anton M. Moeliono juga berpendapat, bahasa itu
ibarat pakaian yang cara menggunakannya tergantung dengan situasi yang ada.
Paparan beliau selanjutnya adalah menjelaskan bagaimana
kita mampu menjadi ilmuwan bahasa. Menjadi ilmuwan bahasa tidaklah mudah,
karena menjadi ilmuwan bahasa haruslah mampu mengusai bahasa dan mampu
menjelaskan bahasa. Untuk menguasai bahasa mungkin sebagian orang sudah bisa,
tapi untuk menjelaskan bahasa belum tentu semua orang bisa. Menjadi ilmuwan
bahasa haruslah menguasai bidang yang menjadi objek kajian linguistik mikro,
apa saja bidang itu? bidang itu adalah FONOLOGI, MORFOLOGI, SEMANTIK, dan
SINTAKSIS. Dengan menguasai dan mampu menjelaskan empat kajian mikrolinguistik
tersebut seseorang sudah bisa dikatakan sebagai ilmuan bahasa. Kenapa Fonologi
adalah ilmu yang pertama yang harus dikuasai, menurut prof samsuri, fonologi
harus dipelajari terlebih dahulu sebelum ilmu bahasa lain karena ilmu fonologi
adalah ilmu yang paling berkaitan dengan bunyi, bahasa akan muncul melalui alat
ucap, seperti pengertiannya bahasa adalah segala bunyi yang keluar dari alat
ucap yang memiliki makna dan
berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kenapa disini
makna saya tebalkan, karena belum tentu semua bunyi yang keluar dari alat ucap
belum tentu dapat disebut bahasa, misalnya bunyi sendawa, kita tidak bisa
menyebut bunyi itu dengan bahasa. Karena sendawa tidaklah memliki makna. Jadi
dengan mempelajari ilmu fonologi sebagai awalan berguna untuk melatih alat ucap
kita agar mampu mengeluarkan bunyi yang asli dalam huruf atau fon bahasa itu
sendiri. Didalam bahasa arab hal ini sering disebut dengan makraj huruf atau hak dari huruf tersebut.
Perbedaan daerah menyebabkan perbedaan pula bahasa yang
digunakan, hal ini disebabkan oleh perbedaan kekerabatan bahasa. Misal kerabat
bahasa protoaustronesia yang meliputi
indonesia, filipina, malaysia. Bahasa pada kerabat ini masih ada sedikit
kesamaan satu dengan yang lain.( kalau tidak salah dengar begini, wallohu
alam). Sedangkan kerabat ini dengan kerabat bahasa yang lain akan jauh dan
jelas berbeda, hal ini disebabkan karena perbedaan kerabat itu tadi. Bahasa
sendiri muncul karena perjanjian antar pemakainya, misalnya masyarakat menunjuk
hewan melata yang sering berbunyi nyaring di loteng rumah itu dengan sebutan
“tokek” ya sudah, apabila sudah ada kesepakatan dan perjanjian maka hewan
tersebut resmilah disebut tokek. Lhah kata yang terbentuk ini merupakan kata
yang terbentuk dengan cara fonomatope (kalau
tidak salah) yang berarti kata yang dibentuk berdasarkan kesesuaian antara kata
yang ditunjuk dengan ciri-ciri sesuatu yang ditunjuk. Kenapa? Menurut analisis
saya yang belum tentu kebenarannya, hewan tokek diberinama tokek karena bunyi
hewan itu yang berbunyi tokkeeekk!!! Mungkin demikian, contoh yang lain yang
dapat kita ambil adalah hewan Jangkrik, kira kira penyebabnya juga sama dengan
hewan tokek tadi.
Oke materi baru, sekarang kita akan membahas mengenai
dialek. Perlu diketahui, dialek berbeda dengan dialog, bedanya apa? Jelaslah
tulisannya saja sudah beda apalagi maknanya. Sudah nampaknya tidak perlu
dijelaskan. Hal yang ingin saya jelaskan disini adalah perbedaan dialek dengan
bahasa. Mungkin kita( saya orang jawa) menyebut orang bali yang berbicara
dengan logat balinya sering kita sebut dengan dialek bali. Padahal itu salah,
yang benar bahwa orang jawa yang akan menyebut orang yang berbicara dengan
logat bali itu adalah bahasa bali, kenapa
bahasa bali? Karena bahasa jawa dengan bahasa bali jauh sangat berbeda
pengucapannya dan artinya. Berbeda dengan bahasa jawa dengan logat ngapak atau logat suroboyonan, inilah
yang bisa kita katakan dengan dialek, karena hubungan antara keduanya sangat
dekat dan apabila orang yang memiliki logat jawa berbicara dengan orang yang
berlogat ngapak akan nyambung dan
apabila tidak perbedaan bahasa keduanya tidak terlalu mutlak. Untuk meringkas
penjelasan saya mengenai hubungan bahasa yang terlalu bertele-tele ini akan
saya bahas secara singkat. Yang disebut bahasa adalah bahasa itu tidak harus
sama sedangkan dialek, ada kesamaan antara bahasa tersebut karena bahasa
tersebut sekerabat. Jawa dengan ngapak(dialek) jawa dengan bali(bahasa). Untuk
mempelajari tentang pemetaan berbahasa dan cara menguji apakah bahasa itu
sekerabat pakar yang bernama Moris Suades sudah memberikan data yang lengakp
bila kita ingin mengujinya.
Quote pak putu wijana yang bagi saya mengesankan dan mampu
dihayati untuk diambil pelajaran:
·
“BELAJAR
TIDAK HARUS MENCARI NILAI” setuju sekali dengan quote yang satu ini, karena apa, apabila kita belajar hanya untuk
mencari nilai, yaudah yang kita dapatkan adalah nilai itu dan kita tidak akan
mendapatkan pelajaran yang sesungguhnya dari materi. Siapa sih yang memberi
kita nilai? Guru, dosen, atau siapalah yang jelas kan mereka manusia bukanlah
dewa. Mereka tidak tahu apakah kita sesungguhnya paham akan materi tersebut
atau tidak. Oke kalau kita paham wajar bila kita mendapat nilai bagus, tapi
bagaimana kalau kita tidak paham akan materi tersebut lantas kita mendapat
nilai bagus? Apakah kita tidak malu terhadap dri kita sendiri? Maka dari itu, quote beliaulah yang kiranya dapat
menjawab pertanyaan ini. tanpa mempedulikan nilai kita akan lebih fokus pada passion kita. Kita akan merasa nyaman
dengan diri kita tanpa ada tuntutan angka yang memberatkan itu. karena harus
saya akui saya termasuk orang yang didzalimi oleh apa yang disebut dengan
nilai. Oke fine!!!!
·
“
yang menentukan kesuksesan hidup bukanlah tempat dimana kita belajar, tapi yang
menentukan kesuksesan hidup adalah bagaimana cara kita belajar.” Quote ini bagus sekali dan memiliki
makna yang sangat dalam dan saya tentunya tidak berhak menjelaskan arti atau
makna dari quote ini lebih lanjut.
Takut salah makna gan!!!
Simpulan dari tarian jari-jemari saya diatas papan ketik
ini adalah berbahasa itu terserah atau tergantung pada pemakai bahasa yakni
bebas digunakan dimana saja dan kapan saja asalkan sesuai dengan aturan yang
berlaku. Apabila ada salah kata atau salah pengartian, mohon maaf atas segala
kekurangan saya. Segala kelebihan dan kesempurnaan hanya milik Alloh dan segala
kesalahan dan kekurangan berasal dari saya pribadi dan setan saya dalam hati.
Sekian terimakasih.
No comments:
Post a Comment